Apa itu Pelangi ?
Pelangi adalah sebuah fenomena alam yang terjadi ketika cahaya matahari melewati tetesan air di atmosfer dan memantulkan spektrum warna yang terdiri dari warna-warna utama yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Pelangi sering terlihat setelah hujan atau badai, ketika matahari mulai muncul dari balik awan. Pelangi sering dianggap sebagai lambang harapan dan keindahan alam.
Pelangi sudah ada sejak atmosfer Bumi memiliki tetesan air di dalamnya. Tetesan air ini dapat terbentuk dari uap air yang terangkat dari permukaan laut dan daratan, kemudian mengalami pendinginan di atmosfer dan membentuk awan. Ketika cahaya matahari melewati tetesan air ini, maka pelangi dapat terbentuk.
Sejarah penelitian tentang pelangi dapat ditelusuri hingga zaman kuno. Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno, telah mempelajari dan menuliskan teori-teori tentang pelangi pada abad ke-4 SM. Namun, penjelasan modern tentang pelangi yang kita ketahui saat ini baru dikembangkan pada abad ke-17 oleh ilmuwan Inggris bernama Sir Isaac Newton. Newton melakukan percobaan dengan memecah sinar putih menjadi warna-warna spektrum menggunakan prisma, dan kemudian menjelaskan bagaimana pelangi dapat terbentuk dari pemantulan cahaya pada tetesan air di atmosfer.
Secara umum, terdapat dua jenis pelangi, yaitu pelangi primer (primary rainbow) dan pelangi sekunder (secondary rainbow). Namun, terdapat juga beberapa jenis pelangi lainnya yang dapat terjadi dalam kondisi-kondisi tertentu, di antaranya:
1. Pelangi Ganda (Double Rainbow)
Pelangi ganda terbentuk ketika cahaya matahari memantul lebih dari satu kali di dalam tetesan air di atmosfer. Pelangi ini terdiri dari dua lingkaran busur pelangi dengan warna-warna yang terbalik, di mana warna-warna terang berada di luar dan warna-warna gelap berada di dalam. Pelangi ganda lebih jarang terlihat daripada pelangi primer atau sekunder.
2. Pelangi Supernumerary
Pelangi ini terbentuk ketika cahaya melewati tetesan air dengan ukuran yang hampir sama. Pelangi ini tampak seperti busur-busur pelangi yang lebih kecil dan lebih lembut di sekitar pelangi primer. Pelangi supernumerary biasanya tampak hanya pada bagian dalam pelangi primer dan sulit terlihat dengan mata telanjang.
3. Pelangi Bulan (Moonbow)
Pelangi bulan terbentuk ketika cahaya bulan melewati tetesan air di atmosfer, dan terlihat seperti pelangi malam dengan warna-warna yang samar-samar. Pelangi bulan terlihat langka karena cahaya bulan tidak secerah matahari.
4. Pelangi Api (Fire Rainbow)
Pelangi api terbentuk ketika sinar matahari memantul di atas awan dengan butir-butir es. Pelangi api memiliki bentuk melengkung dan tampak seperti api berwarna-warni di atas awan.
5. Pelangi Biru (Blue Rainbow)
Pelangi biru terbentuk ketika sinar matahari memantul di tetesan air dengan ukuran yang lebih kecil dari tetesan air yang membentuk pelangi primer. Pelangi biru memiliki warna yang lebih terang dan lebih dominan pada warna biru.
Namun, pelangi-pelangi ini termasuk dalam jenis pelangi yang jarang terjadi dan hanya terlihat pada kondisi-kondisi tertentu. Pelangi primer dan pelangi sekunder masih menjadi jenis pelangi yang paling umum terlihat di alam.
Pelangi sendiri tidak memiliki efek yang signifikan pada Bumi. Pelangi hanya merupakan fenomena alam yang terjadi ketika cahaya matahari melewati tetesan air di atmosfer dan memantulkan spektrum warna yang terdiri dari warna-warna utama. Pelangi tidak mempengaruhi iklim atau lingkungan secara langsung.
Secara langsung, pelangi mungkin tidak memiliki manfaat yang konkret atau dapat diukur secara ilmiah. Namun, sebagai fenomena alam yang indah dan menakjubkan, pelangi memiliki nilai estetika dan keindahan yang dapat memberikan efek positif pada manusia. Pengamatan pelangi dapat memberikan pengalaman spiritual dan dapat memperkuat koneksi manusia dengan alam.
Selain itu, penelitian tentang pelangi dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya, penelitian tentang pembentukan pelangi dapat membantu ilmuwan dalam memahami sifat cahaya dan sifat tetesan air di atmosfer, yang dapat diterapkan dalam bidang penginderaan jauh dan meteorologi.